Keberhasilan suatu program pengajaran dapat ditunjang dengan mengefektifkan potensi yang dimiliki oleh sekolah. Potensi yang ada di sekolah yaitu semua sumber daya yang dapat mempengaruhi hasil dari proses belajar mengajar.
Sumber belajar tidak selalu guru, tetapi bisa orang lain. Sumber belajar dari orang lain misalnya teman dari kelas yang lebih tinggi, teman sekelas atau keluarga di ruah. Sumber belajar yang bukan guru dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut tutor. Tutor adas dua macam yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, sedang tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi (Harsunarko, 1989. h. 13).
Beberapa pendapat mengenai tutor sebaya, diantaranya adalah :
Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang justru sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri. Dalam persiapan ini antara lain mereka berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap teman sebaya, mencari perannya sendiri mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep yang penting, mendapatkan tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial (Dinkmeyer, 1985, h.164-165). Dengan demikian beban yang diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang lain dan bahkan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya
Menurut Branley (1974, hal. 53) ada tiga model dasar dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tutor yaitu :
1. Student to Student
2. Group to Tutor
3. Group to Student
Adapun penyebaran dari tiga model ini adalah sebagai berikut :
Sumber belajar tidak selalu guru, tetapi bisa orang lain. Sumber belajar dari orang lain misalnya teman dari kelas yang lebih tinggi, teman sekelas atau keluarga di ruah. Sumber belajar yang bukan guru dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut tutor. Tutor adas dua macam yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, sedang tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi (Harsunarko, 1989. h. 13).
Beberapa pendapat mengenai tutor sebaya, diantaranya adalah :
- Dedi Supriyadi (1985. h. 36) mengemukakan bahwa :”Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi”
- Ischak dan Warji (1987, h. 44) mengemukakan bahwa : “Tutor sebenarnya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya”.
- Cony Semiawan, dkk (1987, h. 70) mengemukakan bahwa :” Tutor sebaya adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di luar sekolah”.
Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang justru sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri. Dalam persiapan ini antara lain mereka berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap teman sebaya, mencari perannya sendiri mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep-konsep yang penting, mendapatkan tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial (Dinkmeyer, 1985, h.164-165). Dengan demikian beban yang diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang lain dan bahkan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya
Menurut Branley (1974, hal. 53) ada tiga model dasar dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tutor yaitu :
1. Student to Student
2. Group to Tutor
3. Group to Student
Adapun penyebaran dari tiga model ini adalah sebagai berikut :
belajar dan menuntut ilmu tidak hanya harus melalui pendidikan formal pendidikan nonformal terkadang akan memberikan nuansa yang berbeda menunjang berbagai ilmu yg tidak kita dapatkan di bangku pendidikan, slam kenal
BalasHapus